Fire
Alarm dikenal memiliki 2 (dua) sistem, yaitu:
1. Sistem Konvensional.
2. Sistem Addressable.
1. Sistem Konvensional.
1. Sistem Konvensional.
2. Sistem Addressable.
1. Sistem Konvensional.
Sistem Konvensional: yaitu
yang menggunakan kabel isi dua untuk hubungan antar detector ke
detector dan ke Panel. Kabel yang dipakai umumnya kabel listrik NYM
2x1.5mm atau NYMHY 2x1.5mm yang ditarik di dalam pipa conduit
semisal EGA atau Clipsal. Pada instalasi yang cukup kritis kerap
dipakai kabel tahan api (FRC=Fire Resistance Cable) dengan
ukuran 2x1.5mm, terutama untuk kabel-kabel yang menuju ke Panel dan sumber
listrik 220V. Oleh karena memakai kabel isi dua, maka instalasi ini disebut
dengan 2-Wire Type. Selain itu dikenal
pula tipe 3-Wire dan 4-Wire.
Pada 2-Wire Type nama terminal pada detectornya
adalah L(+) dan Lc(-). Kabel ini dihubungkan dengan Panel Fire
Alarm pada terminal yang
berlabel L dan C juga.Hubungan antar detector satu dengan
lainnya dilakukan secara parallel dengan syarat tidak boleh
bercabang yang berarti harus ada titik AWAL dan ada
titik AKHIR.
Titik akhir tarikan kabel disebut dengan
istilah End-of-Line (EOL). Di titik inilah detector fire terakhir
dipasang dan di sini pulalah satu loop dinyatakan berakhir (stop). Pada
detector terakhir ini dipasang satu buah EOL Resistor atau EOL
Capacitor. Jadi yang benar adalah EOL Resistor ini dipasang
di ujung loop, bukan di dalam Control Panel dan
jumlahnyapun hanya satu EOL Resistor pada setiap loop. Oleh sebab itu bisa
dikatakan 1 Loop = 1 Zone yang ditutup dengan Resistor End of Line (EOL
Resistor).
Adapun tentang istilah konvensional, maka istilah ini
untuk membedakannya dengan system Addressable. Pada
sistem konvensional, setiap detector hanya berupa kontak listrik biasa, tidak
mengirimkan ID Alamat yang khusus.
3-Wire Type digunakan apabila dikehendaki agar setiap
detector memiliki output masing-masing yang berupa lampu. Contoh aplikasinya,
misalkan untuk kamar-kamar hotel dan rumah sakit. Sebuah lampu indicator -yang
disebut Remote Indicating Lamp- dipasang di atas pintu bagian luar setiap
kamar dan akan menyala pada saat detector mendeteksi. Dengan begitu, maka lokasi
kebakaran dapat diketahui orang luar melalui nyala lampu.
4-Wire Type umumnya digunakan pada
kebanyakan Smoke Detector 12V agar bisa dihubungkan dengan Panel
Alarm Rumah. Seperti diketahui Panel Alarm Rumah menggunakan sumber 12VDC untuk
menyuplai tegangan ke sensor yang salah satunya bisa berupa Smoke Detector tipe
4-Wire ini. Di sini, ada 2 kabel yang dipakai sebagai supply +12V dan -12V,
sedangkan dua sisanya adalah relay NO - C yang dihubungkan dengan terminal
bertanda ZONE dan COM pada panel alarm. Selain itu tipe 4-wire ini bisa juga
dipakai apabila ada satu atau beberapa Detector "ditugaskan" untuk
men-trigger peralatan lain saat terjadi kebakaran, seperti:
mematikan saklar mesin pabrik, menghidupkan mesin pompa air, mengaktifkan
sistem penyemprot air (sprinkler system atau releasing agent)
dan sebagainya. Biasanya detector 4-wire memiliki rentang tegangan antara 12VDC
sampai dengan 24VDC.
Sistem Addressable kebanyakan digunakan untuk instalasi
Fire Alarm di gedung bertingkat, semisal hotel, perkantoran, mall dan
sejenisnya. Perbedaan paling mendasar dengan sistem konvensional adalah dalam
hal Address (Alamat). Pada sistem ini setiap detector memiliki
alamat sendiri-sendiri untuk menyatakan identitas ID dirinya. Jadi titik
kebakaran sudah diketahui dengan pasti, karena panel bisa menginformasikan
deteksi berasal dari detector yang mana. Sedangkan sistem konvensional
hanya menginformasikan deteksi berasal dari Zone atau Loop, tanpa bisa
memastikan detector mana yang mendeteksi, sebab 1 Loop atau Zone bisa terdiri
dari 5 bahkan 10 detector, bahkan terkadang lebih.
Agar bisa menginformasikan alamat ID, maka di sini diperlukan
sebuah module yang disebut dengan Monitor Module. Ketentuannya adalah satu
module untuk satu,sehingga diperoleh sistem yang benar-benar addressable
(istilahnya fully addressable). Sedangkan addressable
detector adalah detector konvensional yang memiliki module
yang built-in. Apabila detector konvensional akan
dijadikanaddressable, maka dia harus dihubungkan dulu ke monitor module yang
terpisah.
Dengan teknik rotary switch ataupun DIP switch,
alamat module detector dapat ditentukan secara berurutan, misalnya dari 001
sampai dengan 127.
Satu hal yang menyebabkan sistem addressable ini “kalah
pemasangannya” dibandingkan dengan sistem konvensional adalah masalah harga.
Lebih-lebih jika menerapkan fully addressable dimana jumlah module
adalah sama dengan jumlah keseluruhan detector, maka cost-nya lumayan mahal.
Sebagai "jalan tengah" ditempuh cara “semi-addressable”, yaitu panel
dan jaringannya menggunakan Addressable, hanya saja satu
module melayani beberapa detector konvensional. Dalam panel
addressable tidak terdapat terminal Zone L-C, melainkan yang ada adalah
terminal Loop. Dalam satu tarikan loop bisa dipasang sampai dengan
125 - 127 module. Apa artinya? Artinya jumlah detector-nya bisa sampai 127
titik alias 127 zone fully addressable hanya dalam satu tarikan saja. Jadi
untuk model panel addressable berkapasitas 1-Loop sudah bisa menampung 127
titik detector (127 zone). Jenis panel addressable 2-Loop artinya
bisa menampung 2 x 127 module atau sama dengan 254 zone dan seterusnya.
Detector F
Detector F
1. ROR (Rate of Rise) Heat Detector
Heat detector adalah pendeteksi kenaikan panas. Jenis ROR adalah
yang paling banyak digunakan saat ini, karena selain ekonomis juga aplikasinya
luas. Area deteksi sensor bisa mencapai 50m2 untuk ketinggian plafon 4m.
Sedangkan untukplafon lebih tinggi, area deteksinya berkurang menjadi 30m2.
Ketinggian pemasangan max. hendaknya tidak melebihi 8m. ROR banyak digunakan
karena detector ini bekerja berdasarkan kenaikan temperatur secara cepat di
satu ruangan kendati masih berupa hembusan panas. Umumnya pada titik 55oC -
63oC sensor ini sudah aktif dan membunyikan alarm bell kebakaran. Dengan begitu
bahaya kebakaran (diharapkan) tidak sempat meluas ke area lain. ROR sangat
ideal untuk ruangan kantor, kamar hotel, rumah sakit, ruang server, ruang
arsip, gudang pabrik dan lainnya.
Prinsip kerja ROR sebenarnya hanya saklar bi-metal biasa. Saklar
akan kontak saat mendeteksi panas. Karena tidak memerlukan tegangan
(supply), maka bisa dipasang langsung pada panel alarm rumah. Dua kabelnya
dimasukkan ke terminalZone-Com pada panel alarm. Jika dipasang pada panel
Fire Alarm, maka terminalnya adalah L dan LC. Kedua
kabelnya boleh terpasang terbalik, sebab tidak memiliki plus-minus.
Sedangkan sifat kontaknya adalah NO (Normally Open).
2. Fix Temperature
Fix Temperature termasuk juga ke dalam Heat Detector. Berbeda
dengan ROR, maka Fix Temperature baru mendeteksi pada derajat panas yang
langsung tinggi. Oleh karena itu cocok ditempatkan pada area yang lingkungannya
memang sudah agak-agak “panas”, seperti pada ruang genset, basement,
dapur-dapur foodcourt, gudang beratap asbes, bengkel las dan sejenisnya.
Alasannya, jika pada area itu dipasang ROR, maka akan rentan terhadap False
Alarm (Alarm Palsu), sebab hembusan panasnya saja sudah bisa menyebabkan ROR mendeteksi.
Area efektif detektor jenis ini adalah 30m2 (pada ketinggian plafon 4m) atau
15m2 (untuk ketinggian plafon antara 4 - 8m). Seperti halnya ROR, kabel yang
diperlukan untuk detector ini cuma 2, yaitu L dan LC, boleh
terbalik dan bisa dipasang langsung pada panel alarm rumah merk apa saja. Sifat
kontaknya adalah NO (Normally Open).
3. Smoke Detector
Smoke Detector mendeteksi asap yang masuk ke dalamnya. Asap
memiliki partikel-partikel yang kian lama semakin memenuhi ruangan smoke (smoke
chamber) seiring dengan meningkatnya intensitas kebakaran. Jika kepadatan asap
ini (smoke density) telah melewati ambang batas (threshold), maka rangkaian
elektronik di dalamnya akan aktif. Oleh karena berisi rangkaian elektronik,
maka Smoke memerlukan tegangan. Pada tipe 2-Wire tegangan ini disupply dari
panel Fire bersamaan dengan sinyal, sehingga hanya menggunakan 2 kabel saja.
Sedangkan pada tipe 4-Wire (12VDC), maka tegangan plus minus 12VDC-nya disupply
dari panel alarm biasa sementara sinyalnya disalurkan pada dua kabel sisanya.
Area proteksinya mencapai 150m2 untuk ketinggian plafon 4m.
Pertanyaan yang sering diajukan adalah di area mana kita menempatkan Smokedan di area mana kita menempatkan Heat. Apabila titik-titiknya sudah ditetapkan secara detail oleh Konsultan Proyek, maka kita harus mengikuti gambar titik yang diberikan. Namun apabila belum, maka secara umum patokannya adalah:
Jika diperkirakan di area tersebut saat awal terjadi kebakaran lebih didominasi hembusan panas ketimbang kepulan asap, maka tempatkanlah Heat Detector. Contoh: ruang filing cabinet, gudang spare parts dari logam (tanpa kardus), bengkel kerja mekanik dan sejenisnya.
Sebaliknya jika didominasi asap, sebaiknya memasang Smoke. Contoh: ruangan no smoking area yang beralas karpet (kecuali kamar hotel), gudang kertas, gudang kapas, gudang ban, gudang makanan-minuman (mamin) dan sejenisnya.
Jenis Smoke Detector:
Ionisation Smoke Detector yang bekerjanya berdasarkan tumbukan partikel asap dengan unsur radioaktif Am di dalam ruang detector (smoke chamber).
Pertanyaan yang sering diajukan adalah di area mana kita menempatkan Smokedan di area mana kita menempatkan Heat. Apabila titik-titiknya sudah ditetapkan secara detail oleh Konsultan Proyek, maka kita harus mengikuti gambar titik yang diberikan. Namun apabila belum, maka secara umum patokannya adalah:
Jika diperkirakan di area tersebut saat awal terjadi kebakaran lebih didominasi hembusan panas ketimbang kepulan asap, maka tempatkanlah Heat Detector. Contoh: ruang filing cabinet, gudang spare parts dari logam (tanpa kardus), bengkel kerja mekanik dan sejenisnya.
Sebaliknya jika didominasi asap, sebaiknya memasang Smoke. Contoh: ruangan no smoking area yang beralas karpet (kecuali kamar hotel), gudang kertas, gudang kapas, gudang ban, gudang makanan-minuman (mamin) dan sejenisnya.
Jenis Smoke Detector:
Ionisation Smoke Detector yang bekerjanya berdasarkan tumbukan partikel asap dengan unsur radioaktif Am di dalam ruang detector (smoke chamber).
Photoelectric Type Smoke Detector (Optical) yang bekerjanya
berdasarkan pembiasan cahaya lampu LED di dalam ruang detector oleh adanya asap
yang masuk dengan kepadatan tertentu.
Smoke Ionisasi cocok untuk mendeteksi asap dari kobaran api yang cepat (fast flaming fires), tetapi jenis ini lebih mudah terkena false alarm, karena sensitivitasnya yang tinggi. Oleh karenanya lebih cocok untuk ruang keluarga dan ruangan tidur.
Smoke Optical (Photoelectric) lebih baik untuk mendeteksi asap dari kobaran api kecil, sehingga cocok untuk di hallway (lorong) dan tempat-tempat rata. Jenis ini lebih tahan terhadap false alarm dan karenanya boleh diletakkan di dekat dapur.
4. Flame Detector
Flame Detector adalah alat yang sensitif terhadap radiasi sinar
ultraviolet yang ditimbulkan oleh nyala api. Tetapi detector ini tidak bereaksi
pada lampu ruangan, infra merah atau sumber cahaya lain yang tidak ada
hubungannya dengan nyala api (flame).
Aplikasi yang disarankan:
· Rumah yang memiliki plafon
tinggi: aula, gudang, galeri.
· Tempat yang mudah terbakar:
gudang kimia, pompa bensin, pabrik, ruangan mesin, ruang panel listrik.
· Ruang komputer, lorong-lorong
dan sebagainya.
Penempatan detector harus bebas dari objek yang menghalangi,
tidak dekat dengan lampu mercury, lampu halogen dan lampu untuk sterilisasi.
Juga hindari tempat-tempat yang sering terjadi percikan api (spark), seperti di
bengkel-bengkel las atau bengkel kerja yang mengoperasikan gerinda. Dalam
percobaan singkat, detector ini menunjukkan performa yang sangat bagus. Respon
detector terbilang cepat saat korek api dinyalakan dalam jarak 3 - 4m. Oleh
sebab itu, pemasangan di pusat keramaian dan area publik harus sedikit
dicermati. Jangan sampai orang yang hanya menyalakan pemantik api (lighter) di
bawah detector dianggap sebagai kebakaran. Bisa juga dipasang di ruang bebas
merokok (No Smoking Area) asalkan bunyi alarm-nya hanya terjadi di ruangan itu
saja sebagai peringatan bagi orang yang “membandel”
0 komentar:
Posting Komentar